Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam
pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang
masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing
kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga
dinamakan kesebelasan.
Peraturan sepak bola
Peraturan resmi permainan sepak bola
(Laws of the Game)
Peraturan
resmi sepak bola adalah:
- Peraturan
2: Bola
Sepak bola
- Peraturan
3: Jumlah Pemain
- Peraturan
4: Peralatan Pemain
- Peraturan
5: Wasit
- Peraturan
6: Asisten wasit
- Peraturan
7: Lama Permainan
- Peraturan
8: Memulai dan Memulai Kembali Permainan
- Peraturan
9: Bola Keluar dan di Dalam Lapangan
- Peraturan
10: Cara Mendapatkan Angka
- Peraturan
11: Offside
- Peraturan
12: Pelanggaran
- Peraturan
13: Tendangan Bebas
- Peraturan
14: Tendangan penalti
- Peraturan
15: Lemparan Dalam
- Peraturan
16: Tendangan Gawang
- Peraturan
17: Tendangan Sudut
Selain
peraturan-peraturan di atas, keputusan-keputusan Badan Asosiasi Sepak bola
Internasional (IFAB) lainnya turut menambah peraturan dalam sepak bola.
Peraturan-peraturan lengkapnya dapat ditemukan di situs web FIFA
Tujuan permainan
Seorang
penjaga gawang mencoba mencegah bola masuk ke gawang.
Dua
tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah
bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih
banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi
ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). Peraturan
terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang)
tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.
Taktik Permainan
Taktik
yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:
taktik
yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang
terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang
digunakan yaitu; Bertahan, Menyerang dan Normal.
Ofisial
Sebuah
pertandingan diperintah oleh seorang wasit
yang mempunyai "wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai
Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan
kepadanya" (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang
dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit
(dulu dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga
dibantu seorang ofisial keempat
yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.
Tim
Setiap
tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang.
Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimum pemain
dalam sebuah tim (biasanya delapan).
Sang
penjaga gawang diperbolehkan untuk mengambil bola dengan tangan atau lengannya
di dalam kotak penalti
di depan gawangnya.
Pemain
lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan
mereka ketika bola masih dalam permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh
lainnya. Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang
keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk mengembalikan
bola ke dalam permainan.
Sejumlah
pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara) dapat digantikan oleh pemain
cadangan pada masa permainan. Alasan umum digantikannya seorang pemain
termasuk cedera, keletihan, kekurangefektifan, perubahan taktik, atau untuk
membuang sedikit waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan
standar, pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam
pertandingan tersebut.
Lapangan permainan
Ukuran
lapangan standar
Lapangan
yang digunakan biasanya adalah lapangan rumput yang berbentuk persegi empat.
Dengan panjang 91.4 meter dan lebar 54.8 meter. Pada kedua sisi pendek,
terdapat gawang sebesar 24 x 8 kaki, atau 7,32 x 2,44 meter.
Lama permainan
Lama
permainan sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama 15
menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan
perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama
kuat maka diadakan adu
penalti.
Lama permainan standar
Sebuah
pertandingan dewasa yang standar terdiri dari dua babak yang masing-masing
sepanjang 45 menit. Umumnya terdapat masa istirahat 15 menit di antara kedua
babak tersebut.
Perpanjangan waktu dan adu penalti
Kebanyakan
pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak tersebut, dengan sebuah tim
memenangkan pertandingan atau berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa
pertandingan, terutamanya yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan
yang disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua babak yang
masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan. Hingga belum lama ini, IFAB telah
mencoba menggunakan beberapa bentuk dari sistem 'sudden death', namun mereka
kini telah tidak digunakan.
Jika
hasilnya masih imbang setelah perpanjangan waktu, beberapa kejuaraan
mempergunakan adu
penalti untuk
menentukan sang pemenang. Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan
pertandingan tersebut untuk diulangi.
Perlu
diperhatikan bahwa gol yang dicetak sewaktu babak perpanjangan waktu ikut
dihitung ke dalam hasil akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik
penalti yang hanya digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.
Wasit sebagai pengukur waktu resmi
Wasit
yang memimpin pertandingan 1orang dan di bantu 2 orang sebagai hakim garis.
kemudian dibantu official wasit yang membantu apabila terjadi pergantian pemain
Percobaan penggunaan gol emas dan
gol perak
Pada
akhir 1990-an, IFAB mencoba membuat pertandingan
lebih mungkin berakhir tanpa memerlukan adu penalti, yang sering dianggap
sebagai cara yang kurang tepat untuk mengakhiri pertandingan.
Contohnya
adalah sistem gol
perak yang
mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu
pertama, dan gol
emas yang mengakhiri pertandingan jika
sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu kedua.
Kedua
sistem ini telah dihentikan oleh IFAB.
Kejuaraan internasional besar
Kejuaraan
internasional terbesar di sepak bola ialah Piala Dunia
yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale
de Football Association.
Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali. Lebih dari 190 timnas
bertanding di turnamen kualifikasi regional untuk sebuah tempat di babak final.
Turnamen babak final yang berlangsung selama empat minggu kini melibatkan 32
timnas (naik dari 24 pada tahun 1998).
Kejuaraan
internasional yang besar di setiap benua adalah:
- Eropa:
Piala Eropa atau dikenal dengan nama Euro
- Amerika
Selatan: Copa América
- Afrika:
Piala Afrika
- Asia:
Piala Asia
- Amerika
Utara: Piala Emas CONCACAF
- Oseania:
Piala Oseania
Ajang
tingkat klub terbesar di Eropa adalah Liga Champions, sementara di Amerika Selatan adalah Copa Libertadores. Di Asia, Liga Champions Asia adalah turnamen tingkat klub terbesar.
Sepak
bola sudah dimainkan di Olimpiade
sejak tahun 1900. (kecuali pada Olimpiade tahun 1932 di Los
Angeles). Awalnya
ini hanya untuk pemain-pemain amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga mulai ikut bermain, disertai
peraturan yang mencegah negara-negara daripada memainkan tim terkuat mereka.
Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria merupakan turnamen U-23 yang boleh
ditamnbahi beberapa pemain di atas umur. Akibatnya, turnamen ini tidak
mempunyai kepentingan internasional dan prestise yang sama dengan Piala Dunia,
atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala Afrika.
Sebaliknya,
turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh tim-tim internasional
yang lengkap tanpa batasan umur.
Elemen-elemen
Lainnya :
Peraturan gol
tandang
Peraturan gol tandang adalah suatu aturan khusus dalam turnamen sepak bola sistem
gugur. Aturan
ini berlaku jika terjadi seri pada gabungan hasil 2 pertandingan kandang dan
tandang (gabungan hasil ini disebut agregat). Dalam keadaan ini tim yang
maju ke babak berikutnya adalah tim yang lebih banyak mencetak gol di kandang
lawan (tandang).
Contoh:
- Di
kandang A hasil pertandingan, Tim A vs Tim B : 2-1
- Di
kandang B hasil pertandingan, Tim A vs Tim B : 0-1
Maka
agregatnya adalah, Tim A vs Tim B: 2-2. Untuk menentukan tim mana yang menjadi
pemenang, digunakan peraturan gol tandang. Karena Tim B mencetak satu gol saat
tandang dan Tim A tidak mencetak gol saat tandang maka Tim B adalah
pemenangnya.
Adu Penalti
Adu penalti, atau lebih tepat disebut "adu
tendangan penalti", merupakan cara yang sekarang sering dipakai untuk
menentukan pemenang dalam pertandingan sepak bola yang harus diakhiri dengan kemenangan/kekalahan
(tidak bisa seri). Adu penalti dilakukan setelah
pertandingan berlangsung 90 menit dan dilanjutkan dengan 2 kali 15 menit
perpanjangan waktu namun keadaan masih seri. Walaupun pelaksanaannya mirip, adu
penalti dilakukan mengikuti peraturan yang berbeda dari tendangan penalti. Hasil dari adu penalti tidak
dimasukkan dalam perhitungan skor (jadi keadaan tetap seri), ia hanya digunakan
untuk menentukan pemenang.
Sejarah
Konon
adu penalti pertama kali diusulkan oleh seorang wasit dari Penzberg, Bavaria, Jerman yang bernama Karl
Wald pada tahun 1970 (lihat #Acuan). Pada saat itu, jika keadaan seri setelah perpanjangan
waktu pemenang ditentukan dengan undian menggunakan koin. Karena menganggap
cara ini sangat untung-untungan, ia mengusulkan adu penalti kepada ketua
persatuan sepakbola Bavaria. Usul ini pertama kali ditolak namun setelah dilobi
oleh tim pengusul, baru usulan ini diterima. Setelah diteruskan ke Persatuan
Sepakbola Jerman (DFB) dan diterima, segera kemudian
aturan ini diterapkan pula di UEFA dan Fédération Internationale
de Football Association.
Klaim lain mengatakan bahwa adu penalti diusulkan pertama kali di Inggris dan juga di Israel.
Adu
penalti pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1970 antara Hull City dan Manchester United dalam Watney Cup (piala liga di
Inggris) dan dimenangi Manchester United.
Penentuan
kejuaraan internasional besar yang pertama kali ditentukan dengan adu penalti
adalah pada final Euro
1976, yaitu Cekoslovakia melawan Jerman Barat. Cekoslovakia menang dengan 5-3.
Tiga
final Kejuaraan Dunia Sepakbola FIFA tercatat harus diselesaikan dengan adu
penalti: final Piala Dunia 1994 di Stadion "Rose Bowl" Pasadena, Kalifornia, AS antara Brasil dan Italia (dimenangi oleh Brasil dengan 3-2);
final Piala Dunia Putri 1999 di stadion yang sama antara tim AS dan Tiongkok (AS menang dengan 5-4); dan final Piala Dunia FIFA 2006 di
Stadion Olimpiade Berlin, Jerman, yang dimenangi oleh Italia dengan menundukkan Prancis 5-3 setelah keadaan imbang 1-1
hingga perpanjangan waktu usai.
Hattrick
Hattrick, hat-trick atau hat trick adalah istilah dalam olahraga yang mengacu kepada tiga kali
keberhasilan dalam suatu hal dalam tiga kali percobaan secara berurutan. Dalam sepak bola, hat-trick berarti
keberhasilan seorang pemain sepak bola dalam mencetak gol sebanyak tiga kali
dalam pertandingan.
Taktik dan
kemampuan individual (sepak bola)
individu memang salah satu elemen
penting dalam sepak
bola. Setiap pemain dituntut dapat
mengontrol bola dengan baik. Ini merupakan tuntutan mutlak setiap pemain. Namun
terkadang kesalahan terbesar seorang pemain sepak bola adalah terlalu bangyak
menggiring bola. Ini dapat berakibat fatal apabila sang pemain tidak memiliki skill
yang cukup. Kesalahan dapat berakibat bola direbut lawan dan menghasilkan gol.
Sejarah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)
•
Sekilas Tentang PSSI
PSSI
(Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia ) yang dibentuk 19 April 1930 di
Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan
Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang
penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat- saat sebelum, selama dan
sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik
secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai
benih – benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia.
•
Awal Mula Berdirinya PSSI
PSSI
didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau
menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman
pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke
tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda “Sizten en
Lausada” yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu – satunya orang
Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar
itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur
dari perusahaan tersebut.
Setelah
berhenti dari “Sizten en Lausada” ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan,
dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari
sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan
para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola
sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai
tindakan menentang Belanda.
Untuk
melaksanakan cita – citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan
dengan tokoh – tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung . Pertemuan
dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID).
Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat
17, Jakarta dengan Soeri – ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama
dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah
organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga
pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan
dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A
Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain – lain. Sementara dengan kota
lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang
(Ketua Asosiasi Muda).
Kemudian
pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil – wakil dari VIJ (Sjamsoedin –
mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot;
Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M.
Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche
Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM)
E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten
Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari
pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh
Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai
Ketua Umum PSSI.
Begitu
PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya
“menentang” berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB.
PSSI melahirkan “stridij program” yakni program perjuangan seperti yang dilakukan
oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap
bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan
II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut
“Steden Tournooi” dimulai pada tahun 1931 di Surakarta .
Kegiatan
sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI , kemudian menggugah Susuhunan Paku
Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan –
jalan atau tempat – tempat dan di alun – alun, di mana Kompetisi I perserikatan
diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan
lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang
digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion
Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar.
Lebih
jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan
olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah
ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga
(15-22 Oktober 1938) di Solo.
Karena
kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada
tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan
mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan
tim dari Austria “Winner Sport Club “ pada tahun 1936.
Pada
tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia
1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU
walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi
protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU
dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka,
yakni perjanjian kerjasama yang disebut “Gentelemen's Agreement” yang
ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937
di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai
adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin
membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.
Soeratin
mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua
kehormatan antara tahun 1940 – 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942.
M
asuknya balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam
berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai,
yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian
dari Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di
Yogyakarta (1949).
•
Perkembangan PSSI
Pasca
Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan
dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas
pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima
di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai
induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan
baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih
kurang menggembirakan.
Hal
ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas,
tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting
lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi
nasional kita telah tertinggal.
Padahal
di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di
tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era
Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani.
Dalam
perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis kompetisi dan
pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di
dalam negeri ini terdiri dari :
•
Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non
amatir.
•
Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non
amatir.
•
Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non
amatir.
•
Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus
amatir.
•
Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain:
•
Dibawah usia 15 tahun (U-15)
•
Dibawah usia 17 tahun (U-170
•
Dibawah Usia 19 tahun (U-19)
•
Dibawah usia 23 tahun (U-23)
•
Sepakbola Wanita
•
Futsal.
PSSI
pun mewadahi pertandingan – pertandingan yang terdiri dari pertandingan di
dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola,
pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan dalam kalender kegiatan
tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. Pertandingan di
dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari
PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan pekan Olah
Raga Nasional (PON). Pertandingan – pertandingan lainnya yang mengikutsertakan
peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI.
Kepengurusan
PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah – daerah di seluruh
Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan
untuk rakyat.
Dalam
perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952
pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA,
selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football
Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean
Football Federation) di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat
menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan.
Lebih
dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai organisasi yang berbadan
hukum dengan mendaftarkan ke Departement Kehakiman dan mendapat pengesahan
melalui SKep Menkeh R.I No. J.A.5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan
berita Negara R.I tanggal 3 Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu –
satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8
tahun setelah Indonesia merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar